Tentang Kami

Sejarah Singkat

Pada tanggal 16 Oktober 2008 di Kelurahan Lasoani, Kecamatan Palu Timur, Sulawesi Tengah, berdirilah Sanggar Seni Libu Seni Mebere yang kemudian disingkat "LISEMBER". Organisasi ini terbentuk atas dasar keprihatinan generasi muda pada kelestarian budaya dan tradisi Kaili Sulawesi Tengah yang mulai dilupakan keberadaannya. Keprihatinan atas nilai budaya dan tradisi yang kian tergantikan oleh pemahaman kehidupan modern yang keliru dalam masyarakat.

Kelompok seni LISEMBER sejak berdirinya, mencoba mengangkat kembali budaya Suku kaili melalui berbagai karya seni khususnya musik, lagu dan tari. LISEMBER juga aktif membuat dan berpartisipasi dalam berbagai ifen-ifen budaya dan terus membangun jaringan dengan sanggar seni lain, organisasi dan pihak-pihak yang sejalan dengan visi dan misi LISEMBER.

Struktur

Struktur Lisember Periode 2012 - 2014
Ketua : Abd. Razak
Wakil Ketua : Hamdan
Sekretaris : Muhammad Safi'in
Bendahara : Indra

KARYA LISEMBER

Musik dan Lagu

  1. Topo Tara
    Kolaborasi musik tradisi lalove dan gimba, kudode, alat musik modrn Gitar akustik, Bas. Menceritakan tentang kehidupan suku kaili Tara (salah satu sub etnis suku kaili) yang damai sejak dulu kala, yang di mulai dari pegunungan sampai ke lembah. Berisi pesan untuk menjaga kelestarian adat budaya dalam kehidupan tak ada pertikayan dan kesalah pahaman agar tetap damai dan tenang.
  2. Tesa Posampesuvu
    Kolaborasi musik tradisi lalove dan gimba kudode, alat musik modrn Gitar akustik, Bas.
    Menceritakan kisah persaudaraan yang inda di negri leluhur (TOMPU) cerita persaudaraan yang di harapkan bisa di terapkan dalam kehidupan kini, menjaga adat dan tradisi agar kehidupan teratut dan sejaterah.
  3. Tana Ntovea
    Kolaborasi musik tradisi lalove dan gimba,kudode, alat musik modrn Gitar akustik, Bas.
    Menceritakan tana kelahiran leluhur suku kaili, pesan untuk selalu ingat dan cinta pada kampung halaman, syukur dan doa pada Allah untuk di berikan kekuatan dalam bersatu menjaga negri tercinta.
  4. Tadulako Lapaido
    Kolaborasi musik tradisi lalove dan gimba,kudode, alat musik modrn Gitar akustik, Bas. Menceritakan tentang seorang Tokoh Tadulako, yang di masanya melawan pemerintahan belanda sehingga dibuang ke negri sebrang. Lagu ini juga megungkapkan sebuah kerinduan pada sosok pemimpin yang penuh kasih sayang, keberanian, keteguhan dan kebijakan seperti tokoh Tadulako.
  5. Gotong Royong
    Kolaborasi musik tradisi lalove dan gimba,kudode, alat musik modrn Gitar akustik, Bas. Menceritakan sistem dan manfaat gotong royong yang dilandasi budaya yang harus tetap terjaga dalam ikatan persaudaraan dan kebersamaan (Sintuvu) lagu ini dilantunkan dalam bahasa indonesia dan bahasa daera suku kaili TARA.
  6. Enge
    Kolaborasi musik tradisi lalove dan gimba,kudode, alat musik modern Gitar akustik, Bass. Lagu berbahasa daerah yang kocak, menceritakan keseharian seorang gadis Kaili Tara, yang lugu dan lucu.
  7. Iklas
    Kolaborasi musik tradisi lalove dan gimba,kudode, alat musik modrn Gitar akustik, Bas. Lagu religi etnik berbahasa Indonesia dan daerah. Menceritakan kegembiraan dan kebahagiaan dalam silaturrahim.
  8. Damai itu indah
    Kolaborasi musik tradisi lalove dan gimba,kudode, alat musik modrn Gitar akustik, Bas. Lagu berbahasa indonesia yang tetap memasukan unsur bahasa daerah ini, menceritakan betapa hidup damai itu indah, menjalin persaudaraan tanpa memandang perbedaan. Karna justuru perbedaan jika di satukan dalam kedamayan akan membawa keindahan dalam kehidupan kita.
  9. Somba Nu-Sakaya
    Kolaborasi musik tradisi lalove dan gimba,kudode, alat musik modrn Gitar akustik, Bas. Lagu menceritakan sebuah legenda yang ada di suku Kaili tentang asal mula kejadian sebuah gunung yang di kenal dengan nama Bulu Masomba. Terletak di wilayah timur Kota Palu Sulawesi Tengah.

Selain 9 judul lagu tersebut masih ada beberapa judul lagu lagi yang masih dalam proses penggarapan kembali, khususnya pada aransmen musik pengiringnya. Seperti :

  1. Pompaura
  2. Panaguntu
  3. Belai sang alam
  4. Sudah nasibku
  5. Ingat mati
  6. Keni anu alima
  7. Lagu hijau
  8. Generasi negri
  9. Ue Mebere

Tari

  1. Salonde
    Diiringi musik tradisi kaili yang terdiri dari lalove, gimba, dan tawa-tawa (gong). tarian ini terinspirasi dari gerak tari dalam upacara adat Balia/Vurake, yaitu sebuah upacara adat pengobatan di suku kaili. Gerakan yang dilakukan sebagai ungkapan syukur pada sang maha pencipta dan juga permohonan kesuburan.
  2. Poave (Menghanyutkan)
    Diiringi musik tradisi kaili yang terdiri dari lalove, gimba, dan tawa-tawa (gong). Tari ini juga terinpirasi dari upacara adat Balia/Vurake yang di dalamnya ada pula gerakan tarian salonde. Yang memiliki arti pembersihan atau penyembuhan penyakit yang kemudian di hanyutkan agar tidak kembali lagi kepada si sakit.
  3. Motua Jole (Menanam Jagung)
    Diiringi musik tradisional kakula dan gimba. Menceritakan kegiatan bercocok tanam dalam masyarakat kaili yang masih menggunakan kosep gotong royong dalam masyarakat suku kaili di sebut "“sintuvu"” atau kebersamaan. Yang di tojolkan adalah proses menanam jagung yang di lakukan oleh perempuan dengan membuat lubang, memasukan benih jagung dan kemudian menutupnya kembali.
  4. Tadulako (Salah satu sebutan untuk tokoh gagah berani di Suku Kaili)
    Diiringi musik tradisi kaili yang terdiri dari lalove, gimba, dan tawa-tawa (gong). Menggabarkan sosok seorang Tadulako dalam melindungi dan mengayomi, gagah,berani dan bijaksana.
  5. Pesindo (Melihat / Memantau dari atas)
    Menceritakan tentang harapan dan do'’a pada pencipta, untuk memberi damai, jalan terang, dan anugerah kebersamaan yang indah seindah warna-warna pelangi.

3 komentar: