Memutar kembali waktu...
mengenang yang paling jauh
masa lalu untuk masa kini
masa lalu untuk masa yang akan datang
16 oktober 2008
mengayungkan langkah di jalan setapak
menapaki jejak jejak tak berbekas
besar ini besar harap
dapat menyibak tirai makna
melukiskan kisah menyatakan cerita
jejak budaya belum lagi terlihat
masih sebuah cerita yang terbata bata
masih penggalan kisah gagah gagahan
masih keping keping berserakan tanpa rupa
meski dekat... masih terasa jauh
karna zaman lupakan leluhur
masih tak terlihat... masih sebatas janji
karna hati tak lagi menjadi raja
hanya percaya yang nyata tak percaya yang tak nyata
duniawi tak lagi mengingat mati.
masa lalu untuk masa kini
masa lalu untuk masa yang akan datang
16 oktober 2008
mengayungkan langkah di jalan setapak
menapaki jejak jejak tak berbekas
besar ini besar harap
dapat menyibak tirai makna
melukiskan kisah menyatakan cerita
jejak budaya belum lagi terlihat
masih sebuah cerita yang terbata bata
masih penggalan kisah gagah gagahan
masih keping keping berserakan tanpa rupa
meski dekat... masih terasa jauh
karna zaman lupakan leluhur
masih tak terlihat... masih sebatas janji
karna hati tak lagi menjadi raja
hanya percaya yang nyata tak percaya yang tak nyata
duniawi tak lagi mengingat mati.
Apa alasan menampik
sementara makna tak terjangkau akal insani
apa alasan memusnakan tradisi
sementara tafsiran pikiran tak sampai pada arti.
Tabe tama bunto
mabunto tana bolangi tara kami mabunto
mata nogea rente lara mpangale
to lino nalingamo ada ni sapuakamo
nitajika bulo nantima bunto
nidunggasaka palaka nipeoko silaka
ni paka koso langga jamo poima
lino nolanto... todea nangojo peoko
pekirisi nakuya kaili bo i vei...
nemo aga bilisi nte posiri nipakaisi
tana ntovea nakuya noridi notumangi
tora ti noto... tora ri pantora
bara aga saba ana makumpu namo nosintunggai... tamo nosiponondo
kedo lara nu manusia bambasilosi koronamboto....
pekik tradisi mengetarkan bumi
tarian leluhur, tarian kehidupan, tarian alam semesta
insan – insan budaya diam dalam getar semangat haru tanpa suara
mata hati mencari terang dala belantara duniawi
zaman mengulas nilai peradaban
orang – orang beradat tak lagi beradat
kebenaran dan kearifan terinjak nafsu serakah dan kekerasan hati
tak lagi beralas kasih dan kedamaian
hanya ambisi untuk puja dan puji
dari nabi adam di turunkan
sejuta makna tersurat dan tersirat
simbol simbol keseimbangan yang damai
hingga nabi muhammad penyempuran cahaya ilahi
biaskan warna – warni pelangi penuh arti
harmoni pencipta dan dicipta
EEE... todea ri lino...
naratamo dako rivavo mpoiri
nanjili ritana ntovea
naratamo palindo nulara
mopesindo lino ala kana molino
lama tak bersua
rindu bagai dendam berdarah
walau hanya rasa dalam semangat hati
tampi ri langi majadi sabi
duh tuan pengemban amanah bumi
lihatlah selalu langkah kami
langkah yang tertatih kadang perih...
meski belum mengerti arti diri yang sejati
tapi kami tak ingin dibutakan hati
kami hanya insan yang coba memahami langkah pendiri negeri
dan..., memang...!
kami bukan siapa – siapa
bukan turunan para raja
bukan bangsawan yang berpangkat dan bersinggasana megah
kami hanya anak negeri yang ingin berbakti pada pertiwi
seiring doa pada ilahi... luluh hati kami...
disemilir hembusan angin
pada pijar sinar mentari pagi
pada bumi tempat kami berpijak
pada air sungai gemerincing bernyanyi
semoga jadi sahabat bumi yang sejati
benteng – benteng kokoh tanah kaili
pengemban amanah kesatria langit
tampilangi dimasa kini
Ciptaan : Dedi K Rabel
pekik tradisi mengetarkan bumi
tarian leluhur, tarian kehidupan, tarian alam semesta
insan – insan budaya diam dalam getar semangat haru tanpa suara
mata hati mencari terang dala belantara duniawi
zaman mengulas nilai peradaban
orang – orang beradat tak lagi beradat
kebenaran dan kearifan terinjak nafsu serakah dan kekerasan hati
tak lagi beralas kasih dan kedamaian
hanya ambisi untuk puja dan puji
dari nabi adam di turunkan
sejuta makna tersurat dan tersirat
simbol simbol keseimbangan yang damai
hingga nabi muhammad penyempuran cahaya ilahi
biaskan warna – warni pelangi penuh arti
harmoni pencipta dan dicipta
EEE... todea ri lino...
naratamo dako rivavo mpoiri
nanjili ritana ntovea
naratamo palindo nulara
mopesindo lino ala kana molino
lama tak bersua
rindu bagai dendam berdarah
walau hanya rasa dalam semangat hati
tampi ri langi majadi sabi
duh tuan pengemban amanah bumi
lihatlah selalu langkah kami
langkah yang tertatih kadang perih...
meski belum mengerti arti diri yang sejati
tapi kami tak ingin dibutakan hati
kami hanya insan yang coba memahami langkah pendiri negeri
dan..., memang...!
kami bukan siapa – siapa
bukan turunan para raja
bukan bangsawan yang berpangkat dan bersinggasana megah
kami hanya anak negeri yang ingin berbakti pada pertiwi
seiring doa pada ilahi... luluh hati kami...
disemilir hembusan angin
pada pijar sinar mentari pagi
pada bumi tempat kami berpijak
pada air sungai gemerincing bernyanyi
semoga jadi sahabat bumi yang sejati
benteng – benteng kokoh tanah kaili
pengemban amanah kesatria langit
tampilangi dimasa kini
Ciptaan : Dedi K Rabel
0 komentar:
Posting Komentar