Menurut etimologinya, istilah “Kebudayaan” berasal dari bahasa Sangsekerta yaitu “buddhayah”, bentuk jamak dari kata : buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian “Kebudayaan” dapat diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan akal.
Selain itu ada juga yang menguraikan kata “budaya” sebagi suatu perkembangan dari kata majemuk : budi daya yang berarti daya dan budi. Karena itu orang membedakan : budaya dengan kebudayaan. Kata budaya diartikan sebagai daya dari budi yang berasal dari : cipta, rasa, karsa. Dalam ilmu antropologi istilah budaya dan kebudayaan tidak dibedakan. Kata “Budaya” di sini merupakan suatu kata yang membentuk “Kebudayaan”. Jadi kata “Budaya” dipakai sebagai suatu singkatan dari kebudayaan dengan pengertian yang sama.
Adapun kata asingnya (Inggris) disebut ”Culture”, yang berasal dari bahasa latin “Colore” yang berarti memelihara, mengolah, mengerjakan terutama mengolah tanah. Dari pengertian ini “Culture” berkembang sebagai segala upaya dan tindakan manusia untuk mengolah tanah dan merombak alam.
Jika diuraikan secara luas, maka kebudayaan (Culture) adalah suatu yang tercipta dari tripotensi rohaniah manusia (cipta, rasa, dan karsa) yang merupakan rangkaian yang tak terpisahkan antara satu dengan yang lain.
- Cipta merupakan potensi rohaniah yang terjelma melalui akal pikiran sehingga menghasilokan karya ilmiah yang disebut ilmu pengetahuan (logika). Cipta merupakan temuan pribadi bagi setiap individu yang berbeda antara satu dengan yang lain, yang dapatmenghasilkan karya-karya ilmiah yang mengagumkan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia. Akan tetapi jika tidak dilandasi oloeh unsur rasa dan karsa, mak bisa mencelakakn manusia itu sendiri.
- Rasa, merupakan potensi rohaniah manusia yang terjelma melalui struktur fisiknya sehingga melahirkanh karya keindahan (estetika).
- Karsa, merupakan potensi ruhaniah yang yangterjelma melalui tingkah lakunya yang melahirkan perbuatan sopan santun dan norma kesusilaan (etika).
Tidak sedikit orang yang terjerumus ke lembah kesesatan karena hanya mengagumkan daya pikirnya atau ilmu pengetahuannya, tanpa mengfungsikan daya cipta, karya dan rasanya, tidak mempunyai etika, bahkan tidak mempunyai iman yang mengendaloikan ilmu pengetahuannya.
Demikian rumit dan luasnya pengertian yang dikanung dalam kebudayaan itu sehingga sering kali orang mengacaukan pengertiannya. Istilah “kebudayaan” bisa disamakan kedudukannya dengan kesenian, adat istiadat dan sebagainya, sementara kesenian, adat istiadat hanyalah salah satu unsur dari sekian banyak unsur kebudayaan. Begitupun peradaban dan kebudayaan, sering juga disamakan pengertiannya oleh banyak orang yang hanya mengenal kebudayaan secara luas.
Istilah “peradaban” yang dalam bahasa inggris disebut civilization, biasanya dipakai untuk menyebut bagian – bagian, unsur – unsur dari kebudayaan yang luas, yang telah maju, yang indah seperti ; kesenian, ilmu pengetahuan, adat istiadat, sopan santun, pergaulan dan sebagainya. Jadi istilah “peradaban” sesungguhnya bagian dari kebudayaan karena kebudayaan lebih buah jangkauannya.
Menurut pengertiannya, istilah “peradaban” berasal dari bahasa Arab yaitu “adab” yang berarti lambang – lambang komunikasi antar sesama manusia dalam bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Kata “adab” dalam pengertian bahasa indonesia adalah menunjuk tingkat tertentu terhadap cara – cara sekelompok manusia bertingkahlaku yang diinginkan oleh sistem nilai sosial tertentu. Barang siapa yang bertingkahlaku tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam masyarakat, maka ia akan disebut orang tidak beradab.
Dengan demikian aspek belajar amat penting artinya dalam pembentukan manusia. Kebudayaan sebagai hasil belajar manusia mencakup hal yang sangat luas. Karena luasnya pengertian kebudayaan yang harus dicapai, maka berbagai ahli mendefinisikan “kebudayaan” yang berbeda – beda, baik yang di ungkapkan oleh ahli – ahli dalam bidang antropologi, maupun ahli – ahli dalam disiplin ilmu lain.
Dua orang ahli antropologi Amerika, A.L. Kroeber dan C. Kluckhohn pernah mengumpulkan 160 definisi “kebudayaan” yang berbeda – beda perumusan. Dari 160 definisi kebudayaan itu di klarifikasikan ke dalam beberapa tipe pada penulisannya yang berjudul “Culture a critical review of concepts and definition”.
Meski banyak definisi “kebudayaan” yang berbeda – beda yang telah diungkapkan oleh para ahli, namun mereka sepakat mempunyai pandangan yang sama bahwa kebudayaan adalah hasil yang dipelajari berdasarkan budi daya manusia.
0 komentar:
Posting Komentar