Sabtu, 03 Maret 2012

Rumah Tradisional Kaili

Dahulu Rumah-rumah di daerah suku kaili di golongkan menurut lapisan status sosial penghuninya. Ada 3 macam rumah tinggal :

  1. Banua Mbaso (Souraja), yakni rumah panggung besar tempat kediaman raja dengan keluarganya, jadi dapat disamakan dengan Istana.
    bangunan ini bertiang tinggi, berlantai papan, berdinding papan, atap rumbia, dengan ukuran luas 31,46 x 11,31 meter.
    Ruangnya terdiri dari beberapa kamar dengan fungsi yang berbeda-beda. Ruang (Lonta Karavana) berfungsi sebagai tempat menerima tamu. Ruang tengah (Lonta Tatangana) terdiri dari ruang pertemua raja, Ruang tidur raja, Ruang tidur keluarga raja. Ruang belakang (Lonta Rarana) berfungsi sebagai tempat menerima tamu perempuan, tempat makan, kamar tidur pembantu. Selain itu ada lagi ruang bangunan tambahan di bagian belakang berfungsi sebagai dapur yang dihubungkan dengan bangunan induk oleh sebuah jembatan (Jambata).
  2. Banua Kataba, Yaitu rumah panggung yang agak kecil biasanya berukuran 17 x 8 meter. Rumah ini beratap rumbia, lantai dan dindingnya papan. Banua Katab Biasanya didiami oleh Keluarga Bangsawan.
  3. Tinja Kanjai, Rumah panggung yang lebih kecil lagi biasanya berukuran 5 x 4 meter. Tingginya kurang lebih 75 - 100 cm dari tanah. Rumah ini berlantai bambu, dinding gaba-gaba, atap daun rumbia atau ijuk dan semua bagian - bagiannya dihubungkan dengan pengikat rotan. rumah ini didiami oleh golongan rakyat biasa. pembagian ruangan biasanya terdiri dari 3 bagian : ruang depan merupakan tempat menerima tamu/tempat tidur tamu. ruangan tengah sebagai tempat tidur keluarga. Ruang belakang sebagai kamar makan dan dapur.
Rumah - rumah rakyat terdahulu terdiri dari 3 tingkat. Tingkat atas dekat disebut loteng (Pomoaka) dipakai untuk menyimpan bahan makanan dan benda - benda pusaka dari pemilik rumah. Tingkat tengah (Rara Banua) Sebagai tempat menerima tamu, makan, tidur dan tempat perabotan - perabotan rumah tangga. Tingkat kolong rumah (Kapeo), Berfungsi sebagai tempat menyimpan alat - alat pertanian dan ternak.

Selain itu ada lagi bangunan - bangunan tradisional yang disebut :
  1. Baruga, rumah panggung persegi panjang yang berfungsi sebagai balai pertemuan, tempat musyawarah, tempat bermalam tamu yang agak banyak, dan tempat pesta adat. bangunan ini biasa terletah di dekat istana raja (Banua Mbaso) dan hanya terdapat di ibukota kerajaan.
  2. Bantaya, yaitu ramah adat untuk upacara - upacara adat kampung, tempat menyimpan benda - benda suci di kampung dan tempat pertemuan warga kampung. Biasanya Bantaya ini dibuat secara darurat tidak berkamar - kamar.
    Gambar Bantaya
  3. Gampiri atau lumbung adalah bangunan kecil yang biasanya di samping rumah atau di dekat sawah. Gunanya untuk menyimpan padi atau jagung hasil panen.
Gambar Gampiri


Sumber : Buku Sistem tradisional Daerah Sulawesi Tengah.

0 komentar:

Posting Komentar