Libu Seni Mebere (Lisember) Sabtu
(21/11), merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) yang pertama, bertempat di
Sumber Mata Air Mebere, jalan Tekukur, Kelurahan Lasoani. Acara yang
dikemas dengan nuansa tempo doeloe ini, dihadiri ratusan orang, mulai
dari pemerhati dan pelaku seni, pejabat, politisi, tokoh adat dan warga
di sekitarnya.
Tampak hadir di acara perayaan HUT pertama Lisember di jalan Tekukur tepatnya di sumber Mata Air Mebere Sabtu lalu, di antaranya Kadis Pariwisata Drs Sudaryano R Lamangkona MSi, Kadis Disdik Ardiansyah Lamasitudju SPd, Sekretaris Dewan Drs Moh Hidayat Lamakarate MSi, Camat Palu Selatan Arman Djanggola, pemerhati seni Hidayat Lembang dan Ashar Yotomaruangi, anggota DPRD Kota Palu Sophian R Aswin dan Idiljan Djanggola.
Tampak hadir di acara perayaan HUT pertama Lisember di jalan Tekukur tepatnya di sumber Mata Air Mebere Sabtu lalu, di antaranya Kadis Pariwisata Drs Sudaryano R Lamangkona MSi, Kadis Disdik Ardiansyah Lamasitudju SPd, Sekretaris Dewan Drs Moh Hidayat Lamakarate MSi, Camat Palu Selatan Arman Djanggola, pemerhati seni Hidayat Lembang dan Ashar Yotomaruangi, anggota DPRD Kota Palu Sophian R Aswin dan Idiljan Djanggola.
Pada kegiatan yang mengusung tema
“Budayakan Hati Cintailah Negeri” Lisember menampilkan sejumlah karya
seni kreasi baru seperti tarian Poave dan Notuda Jole (menanam jagung),
dan lagu Tesa Posampesuvu (cerita persaudaraan). Sanggar seni yang
tampil di antaranya Sanggar Seni Pedati, tampil dengan 3 karyanya
Momotoro-ana, Mari belajar bahasa Kaili, dan Petani. Bengkel Seni
Tamalanja yang tampil bersama Sensasi dari Kelurahan Tatura, membawakan
lagu Ana-ntovea dan lagu mosampesuvu yang dipadukan dengan puisi oleh
Ashar Yotomaruangi, Kreator Muda Mandiri dari Kelurahan Kayumalue dengan
Kakulanya, kelompok An-namira dari Kelurahan Tanamodindi, dengan
membawakan karya lagu Vunja dan pukulan rebana yang merupakan musik
spesialisasi An-namirah.
Karya yang berisikan kritik sosial
juga ditampilkan dalam pagelaran ini. Salah satunya seperti yang
disajikan Sanggar Seni Linosidiru dari Kelurahan Tavanjuka. Linosidiru
melalui lagunya yang berjudul ‘Hemat Energi’ mengkritik tentang krisis
listrik yang terjadi di Kota Palu.
Ketua panitia kegiatan Mantra L
Lapaido mengatakan, selain dalam peringatan hari jadi Lisember yang
pertama pagelaran seni ini juga bertujuan merajut hubungan kekeluargaan,
sekaligus menanamkan nilai tradisi gotong royong kepada generasi muda.
Lebih khusus lagi, pagelaran seni juga dalam rangka mengangkat kembali
kebudayan dan adat istiadat masyarakat Kaili.
“Kegiatan ini juga sekaligus sebagai
media instropeksi diri. Lisember tidak dan jangan pernah puas. Yang
dilakukan selama ini belumlah apa-apa dan belum seberapa. Setahun telah
terlewati, namun perjalanan masih panjang,” ujarnya dalam sambutan. Menurutnya, budaya adalah cerminan
jati diri, seni penyatuan hidup dan kehidupan. Karena itu budaya harus
ada di hati, agar hati dapat berbudaya sehingga cinta hadir untuk diri,
sanak saudara, masyarakat dan bangsa. “Bersaudara tanpa batas dan
berkepribadian tanpa cela adalah ciri pribadi yang berbudaya,” ujar
Mantra berfilosofi.
Ketua Lisember Dedi K Rabel
mengatakan, setahun perjalanan bergelut di seni budaya menjadi pelajaran
berharga bagi pribadi dan seluruh anggota Lisember. Ke depan masih
banyak tantangan yang akan makin mendewasakan dan menjadi bekal Lisember
untuk tetap berbuat. “Kami ada bukan untuk bersaing, tapi
untuk bersanding. Kembali ke Jati Diri untuk membangun Budaya. Itulah
satu semangat kebersamaan di komunitas seni budaya yang membesarkan
kami,” ujar Dedi.
Ia menceritakan, selama setahun
perjalanan Lisember berbagai even dan kegiatan telah dilaksanakan
Lisember. Mulai dari eksplorasi budaya, silaturahim ke beberapa
komunitas seni budaya kota Palu, berpartisipasi dalam beberapa iven
budaya seperti festifal danau poso dan yang lainnya. “Saudara tidaklah
harus sedarah, kawan tidaklah harus sejalan tapi tujuan baik adalah
muara yang menyatukan. Itulah prinsip yang coba kami tanamkan dalam
hati, sehingga insya Allah kami akan tetap ada dan berbuat untuk
pelestarian budaya Kaili,” kuncinya.
“Kami sangat merespons
kegiatan-kegiatan seni seperti ini. Ke depan kami akan memediasi pelaku
seni ini agar bisa bisa berkembang lebih baik lagi,” ujar Kadis
Pariwisata Sudaryano Lamangkona dalam sambutannya.
Sumber : Muhammad Gunawan Blog